Nabi Muhammad Memberi Petunjuk Jika Kita Ditanya tentang Allah Oleh Orang Kafir

N Zaid - Menuntut Ilmu 13/10/2024
ilustrasi. Foto: Pixabay
ilustrasi. Foto: Pixabay

Oase.id - Islam mendorong setiap Muslim untuk menggunakan akal dalam mencari kebenaran. Islam menekankan penggunaan akal untuk memahami wahyu dan mengenal kebesaran Allah. Namun, tidak dibenarkan mendahulukan akal saat  sehingga menolak nash atau syariat jika tidak sesuai dengan akal.

Jebakan menggunakan akal secara tidak proporsional dalam mempelajari agama atau mengamalkan syariat Islam dewasa ini cukup besar, mengingat maraknya ilmu filsafat yang dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran  bahwa semua ilmu harus ilmiah (dalam terminologi ilmu pengetahuan Barat). Apalagi jika membahas tentang ketuhanan atau eksistensi Allah. 

Bagaimana bila kita dihadapkan dalam situasi perdebatan atau diskusi dengan orang yang terus menanyakan Allah. 

Menghadapi situasi itu, Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam pun telah memperingatkan agar 'tidak meladeni' logika yang bathil dalam membahas kebaradaan atau zat Allah.

Dari Abu Hurairah dia berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

لا يزال الناس يتساءلون حتى يقال هذا خلق اللهُ الخلقَ ، فمن خلق الله ؟ فمن وجد من ذلك شيئا فليقل آمنت بالله

“Orang-orang akan ada saja yang bertanya-tanya, hingga akhirnya akan ditanyakan, Allah yang menciptakan makhluk, lalu siapa yang menciptakan Allah? Siapa yang mendapati hal tersebut, maka ucapkanlah, aku beriman kepada Allah.” (HR. Muslim)

Rasulullah shallallahu alaihiw a sallam juga bersabda,

يأتي الشيطانُ أحدَكم فيقول من خلق كذا وكذا ؟ حتى يقول له من خلق ربَّك ؟ فإذا بلغ ذلك فليستعذ بالله ولينته

“Setan akan datang kepada salah seorang dari kalian lalu bertanya, ‘Siapa yang menciptakan ini dan itu? Hingga akhirnya dia akan bertanya siapa yang menciptakan tuhanmu? Jika hal itu terjadi, hendaknya dia berlindung kepada Allah dan sudahilah (jangan turuti menjawab pertanyaannya).” (HR. Muslim).

Kedua hadits ini merupakan petunjuk jalan yang perlu diambil oleh setiap Muslim saat menghadapi orang yang mencoba menanamkan keraguan di dada seorang Muslim tentang Allah. 

Sebagai Muslim, sepatutnya kita mencukupkan diri kepada apa yang telah Nabi kita ajarkan dan tidak mencari-cari cara lain seperti mempelajari filsafat atau ilmu kalam untuk membantah pertanyaan-pertanyaan seperti yang digambarkan dalam hadits di atas.

Ucapan Imam Syafi'i berikut juga perlu menjadi rujukan bagi setiap muslim agar tidak mencari-cari justifikasi syariat dengan mengambil metode fisafat atau ilmu kalam (dari tradisi intelektual Yunani). 

"Sungguh, seseorang yang diuji dengan melakukan segala yang dilarang Allah selain syirik adalah lebih baik daripada mempelajari kalam," demikian peringatan Imam Syafi'i. (islamqa)


(ACF)