Menteri Israel dan Serbuan Pemukim ke Masjid Al-Aqsa Picu Kecaman Luas

N Zaid - Palestina 30/12/2024
Foto: Ist
Foto: Ist

Oase.id - Sekelompok pemukim ilegal Israel bersama seorang menteri rezim menyerbu Masjid Al-Aqsa di al-Quds yang diduduki. Aksi ini menuai kecaman luas dari dalam dan luar negeri Palestina.

Menteri Komunikasi Israel Shlomo Karhi, ditemani oleh sekelompok pemukim, menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa pada hari Minggu. Kelompok tersebut, di bawah perlindungan polisi, melakukan ritual di terowongan di bawah Tembok Barat, yang juga dikenal sebagai Tembok Al-Buraq.

Setelah kunjungan tersebut, Karhi membagikan refleksinya di platform media sosial X, merujuk pada teks-teks keagamaan Yahudi: "Pada hari-hari ini ketika tentara Israel meraih kemenangan di semua lini, saya teringat pada pepatah Midrash: 'Di masa depan, gerbang Yerusalem akan mencapai gerbang Damaskus.'"

Kunjungan tersebut, yang secara luas dipandang oleh warga Palestina dan sebagian besar dunia Muslim sebagai provokatif, terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di wilayah tersebut. Masjid Al-Aqsa, situs tersuci ketiga dalam Islam, telah lama menjadi titik api konflik.

Hamas mengutuk serangan itu, menyebutnya sebagai "tindakan berbahaya," dan menyatakan bahwa tindakan dan pernyataan Karhi mengungkapkan "ambisi dan aspirasi entitas kolonial untuk tanah Arab."

Kelompok itu mendesak negara-negara Arab dan Muslim untuk bersatu melawan kebijakan pendudukan Israel dan mengambil tindakan tegas untuk menghentikan "genosida yang sedang berlangsung terhadap warga Palestina di Gaza."

Berdasarkan Perjanjian Wadi Araba 1994 antara Yordania dan Israel, Yordania mempertahankan hak asuh atas tempat-tempat suci Islam dan Kristen di al-Quds. Peran ini ditegaskan kembali dalam perjanjian tahun 2013 antara Raja Yordania Abdullah II dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas, yang menempatkan Masjid Al-Aqsa di bawah administrasi Wakaf Islam Yerusalem, yang diawasi oleh Kementerian Wakaf, Urusan Islam, dan Tempat-Tempat Suci Yordania.

Meskipun pengunjung Yahudi secara historis diizinkan untuk mengunjungi kompleks tersebut dengan izin Waqf, kebijakan sepihak Israel semakin mengesampingkan kewenangan Waqf.

Meskipun Israel mengklaim bahwa status quo historis—yang hanya mengizinkan umat Muslim untuk beribadah di Al-Aqsa sementara yang lain boleh berkunjung—ditegakkan, bukti video sering kali menunjukkan pemukim Yahudi melakukan salat dan ritual keagamaan di bawah perlindungan polisi selama kunjungan tersebut.

Reaksi Internasional
Beberapa negara regional mengecam serangan terbaru ke masjid suci tersebut.

Kementerian Luar Negeri Qatar mengutuk tindakan tersebut, menyebutnya sebagai "pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional" dan "provokasi terhadap perasaan umat Muslim di seluruh dunia." Qatar mendesak masyarakat internasional untuk menegakkan tanggung jawab moral dan hukumnya terhadap situs suci al-Quds dan menegaskan kembali dukungannya terhadap negara Palestina yang merdeka dengan al-Quds sebagai ibu kotanya.

Arab Saudi mengecam keras tindakan para pemukim di bawah perlindungan polisi Israel. Kementerian Luar Negeri Saudi menggambarkan serangan itu sebagai pelanggaran hukum internasional dan serangan terhadap kesucian Masjid Al-Aqsa. Kementerian itu meminta masyarakat global untuk meminta pertanggungjawaban otoritas Israel atas "pelanggaran berulang" terhadap tempat-tempat suci Islam dan warga sipil Palestina.

Kementerian Luar Negeri dan Urusan Ekspatriat Yordania juga mengutuk serangan itu, dan meminta Israel bertanggung jawab atas pelanggaran yang dilakukan di bawah pengawasan polisi. Juru bicara kementerian Sufian Al-Qudah menegaskan kembali penolakan Yordania atas segala upaya untuk mengubah status quo historis dan hukum tempat-tempat suci itu dan mendesak Israel untuk menghentikan provokasi semacam itu.(newsagencies)


(ACF)
TAGs: Palestina