Patung Es Merayakan Warisan Erzurum di Festival Jalan Budaya
Oase.id - adalah ibu kota Provinsi Erzurum dan merupakan salah satu kota tertua dan terbesar di kawasan Anatolia timur. Erzurum memiliki sejarah yang sangat kaya dan telah menjadi pusat berbagai peradaban, termasuk Urartu, Persia, Bizantium, dan Ottoman.
Lebih dari 30 patung es yang mewakili struktur arsitektur dan nilai-nilai budaya Erzurum akan dipamerkan untuk para penggemar seni pada Festival Culture Road.
Museum Es Ata, yang didirikan pada tahun 2019 di dalam Fakultas Seni Rupa di Universitas Atatürk, adalah satu-satunya museum es di Türkiye.
Museum, yang mempertahankan suhu minus 5 derajat Celsius (23 derajat Fahrenheit) sepanjang tahun, akan menampilkan patung-patung es khusus yang dibuat untuk festival tersebut, termasuk interpretasi tokoh-tokoh dari mitologi Turki.
Akademisi dan mahasiswa dari museum bekerja keras dalam persiapan untuk Festival Culture Road, yang akan berlangsung di Erzurum pada 17 Agustus, yang diselenggarakan oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Turki. Festival ini akan menampilkan patung-patung yang menggambarkan nilai-nilai budaya dan situs-situs bersejarah Erzurum dan juga akan meningkatkan kesadaran tentang konflik di Palestina.
Proses persiapan selama tiga bulan telah mencapai puncaknya dalam sebuah pameran unik di museum, yang akan mencakup sistem pencahayaan khusus untuk meningkatkan pengalaman pengunjung.
Lebih dari 30 patung es
Profesor Mustafa Bulat, kepala Departemen Seni Patung di Fakultas Seni Rupa dan Koordinator Museum Es Ata, memberi tahu Anadolu Agency (AA) bahwa lebih dari 30 karya seni es akan dipamerkan di festival tersebut.
"Museum kami akan menampilkan pameran patung es dengan 14 karya yang terkait dengan mitologi Turki, yang dibuat oleh salah satu mahasiswa magister kami. Selain itu, kami akan memamerkan patung 'Jalan Budaya Erzurum', yang menggambarkan struktur arsitektur dan nilai-nilai budaya Erzurum, yang dibuat oleh mahasiswa dan fakultas kami," kata Bulat mengenai karya-karya yang akan dipamerkan di Festival Jalan Budaya Erzurum.
Museum ini juga akan memamerkan iglo dan patung papan luncur yang dirancang sebagai area bermain untuk anak-anak, bersama dengan sebuah karya yang didedikasikan untuk anak-anak yang telah terbunuh di Palestina."
Bulat menekankan bahwa patung es merupakan bentuk seni yang berkelanjutan. "Es merupakan material pahatan yang dibuat dari air. Kami menggunakan transparansinya untuk menafsirkan budaya Anatolia dan Erzurum kami," jelasnya.
Patung 'Anak Bersayap Malaikat'
Mahasiswa Magister Abdurrahman Datlı telah menciptakan sebuah patung berjudul "Anak Bersayap Malaikat" untuk menghormati anak-anak yang terbunuh di Gaza. Patung ini juga akan dipajang di museum.
Datlı menjelaskan bahwa patungnya merupakan respons terhadap penindasan. "Saya menciptakan patung ini untuk anak-anak tak berdosa yang tewas di Gaza di tengah perang. Sayap pada patung tersebut melambangkan kepolosan dan kecantikan mereka, seperti malaikat. Saya memilih es untuk mencerminkan transparansi mereka. Karya saya merupakan respons terhadap perang, sebuah perlawanan terhadap penindasan," katanya.
Tokoh mitologi
Muhammet Zeki Zengin telah memadukan tokoh mitologi dengan es, menggambarkan bagaimana patung singa, harimau, naga, Şahmeran (makhluk mitologi) dan elang Seljuk ditafsirkan dalam pameran tersebut.(dailysabah)
(ACF)