3 yang Perlu Diperhatikan Terkait Nifsu Syaban
Oase.id - Bulan Syaban merupakan salah satu bulan yang mulia dalam kalender Hijriyah. Bulan ini berada di antara bulan Rajab dan Ramadan, sehingga memiliki keistimewaan tersendiri. Syaban sering disebut sebagai bulan persiapan menjelang Ramadan, di mana umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak ibadah dan amal saleh. Berikut beberapa hari penting di bulan Syaban:
1. Nisfu Syaban (Pertengahan Bulan Syaban - 15 Syaban)
Nisfu Syaban adalah salah satu malam yang istimewa dalam Islam. Banyak umat Islam yang menghidupkan malam ini dengan ibadah, seperti shalat malam, membaca Al-Qur’an, dan berzikir. Dalam beberapa riwayat, malam Nisfu Syaban disebut sebagai malam di mana catatan amal manusia selama setahun diangkat dan diganti dengan catatan yang baru.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Aisyah RA berkata: Saya kehilangan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, tiba-tiba beliau berada di Baqi' sambil mengangkat kepala ke langit. Beliau besabda: Apakah engkau takut engkau dizalimi oleh Allah dan Rasul-Nya?. Saya menjawab: Ya Rasulullah, saya menyangka engkau mendatangi sebagian istri engkau. Beliau besabda: Sesungguhnya Allah Yang Maha Suci dan Maha Tinggi turun pada malam Nisfu Syaban ke langit dunia, maka Allah subhanahu wa ta'ala mengampunkannya lebih banyak dari bulu domba Bani Kalb.
Tentang keutamaan malam nifsu Sya'ban, menurut Ustadz Abu Yahya Badrusalam terdapat ikhtilaf para ulama tentang hadits tersebut. Syeikh Albani rahimahullah cenderung mensahihkan hadits tersebut. Alasan beliau karena banyak jalan-jalannya. Dan sebagian ada yang kedhaifannya ringan, sebagian lagi ada yang sanadnya hasan, sehingga naik derajatnya menjadi sahih.
"Namun tidak ada ibadah tertentu di malam itu yang ditunjukkan oleh hadits yang sahih. Sehingga menjadi khilaf para ulama apakah disyariatkan menghidupkan malam Nifsu Syaban atau tidak. Sebagian yang mensahihkan hadis tersebut mengatakan disyariatkan, sebagian ulama mengatakan tidak, karena tidak ada dalil Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menghidupkan malam nifsu syaban. Tidak pula para sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Kalaulah malam itu malam yang mulia (dan disyariatkan menghidupkannya secara khusus) tentulah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menghidupkannya sebagaimana menghidupkan malam lailatul qadar," ujar Ustadz Badrusalam.
2. Puasa Sunnah di Bulan Syaban
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sering berpuasa di bulan Syaban lebih banyak dibanding bulan lainnya, kecuali Ramadan. Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata: "Aku tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berpuasa dalam satu bulan lebih banyak daripada bulan Syaban." (HR. Bukhari & Muslim)
Puasa di bulan Syaban menjadi latihan bagi umat Islam agar lebih siap menyambut Ramadan.
3. Persiapan Menyambut Ramadan
Syaban adalah waktu yang tepat untuk mulai memperbanyak ibadah, seperti membaca Al-Qur’an, bersedekah, dan berdoa. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam juga menganjurkan untuk memperbanyak doa di bulan ini agar diberi kesempatan bertemu dengan Ramadan dalam keadaan sehat dan penuh semangat ibadah.
Salah satu doa yang dianjurkan: "Allahumma barik lana fi Rajaba wa Sya’bana wa ballighna Ramadhana."
"Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Syaban, serta pertemukan kami dengan Ramadan."
Bulan Syaban adalah bulan penuh berkah dan kesempatan untuk memperbanyak ibadah sebelum datangnya Ramadan. Selain itu, puasa sunnah di bulan ini juga menjadi amalan yang sangat dianjurkan. Oleh karena itu, marilah kita manfaatkan bulan Syaban dengan sebaik-baiknya agar lebih siap menyambut bulan Ramadan.
(ACF)