Panduan Puasa Syawal dan Hikmahnya Menurut Hadits dan Ulama

N Zaid - Puasa Syawal 04/04/2025
ilustrasi. Foto: Pixabay
ilustrasi. Foto: Pixabay

Oase.id - Puasa Syawal adalah puasa sunah yang dikerjakan selama enam hari di bulan Syawal, setelah selesai menjalankan puasa wajib Ramadan. Ibadah ini memiliki keutamaan besar dan dianjurkan oleh Rasulullah ﷺ, sebagaimana tercantum dalam hadits-hadits shahih. Artikel ini akan membahas panduan pelaksanaan puasa Syawal serta hikmah dan penjelasan dari para ulama.

Dalil Keutamaan Puasa Syawal
Diriwayatkan dalam hadits shahih:

"Barangsiapa berpuasa Ramadan kemudian mengikutinya dengan enam hari dari bulan Syawal, maka dia seperti berpuasa sepanjang tahun."
(HR. Muslim, no. 1164)

Imam Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim menjelaskan bahwa pahala tersebut diberikan karena satu kebaikan dilipatgandakan sepuluh kali. Maka, 30 hari Ramadan setara 300 hari, dan 6 hari Syawal setara 60 hari — total 360 hari, seperti puasa setahun penuh.

Waktu Pelaksanaan Puasa Syawal
Waktu: Dimulai dari tanggal 2 Syawal (karena tanggal 1 adalah hari raya Idulfitri dan haram untuk berpuasa), hingga akhir bulan Syawal.

Boleh Berurutan atau Terpisah: Ulama sepakat boleh dilakukan berturut-turut maupun terpisah selama masih dalam bulan Syawal. Namun, sebagian ulama seperti Imam Ahmad bin Hanbal berpendapat bahwa lebih utama jika dikerjakan secara berurutan.

Apakah Harus Menyelesaikan Qadha Ramadan Dulu?
Pendapat Mayoritas Ulama (Syafi’iyah, Hanabilah): Dianjurkan untuk meng-qadha terlebih dahulu puasa Ramadan yang tertinggal, kemudian melaksanakan puasa Syawal.

Pendapat Lain (Hanafiyah): Boleh melakukan puasa Syawal meskipun belum mengganti puasa Ramadan, selama qadha-nya masih bisa dilakukan di waktu lain.

Namun, untuk mendapat pahala “seperti puasa setahun penuh”, sebagian ulama mensyaratkan bahwa puasa enam hari Syawal dilakukan setelah menyempurnakan puasa Ramadan secara penuh.

Hikmah Puasa Syawal

Penyempurna Puasa Ramadan
Ibarat shalat sunah setelah shalat wajib, puasa Syawal menyempurnakan kekurangan dalam ibadah Ramadan.

Tanda Diterimanya Ibadah
Kata ulama salaf, “Tanda amal diterima adalah diikuti dengan amal kebaikan berikutnya.” Maka, puasa Syawal adalah pertanda baik dari diterimanya Ramadan.

Melatih Konsistensi Ibadah
Ramadan bukanlah akhir dari ibadah, dan puasa Syawal adalah bentuk kelanjutan dari semangat spiritual tersebut.

Mendapatkan Pahala Besar
Pahala seperti puasa setahun penuh adalah bentuk kemurahan Allah kepada hamba-Nya yang terus berbuat kebaikan.

Puasa enam hari di bulan Syawal merupakan ibadah sunnah yang memiliki kedudukan tinggi dalam Islam. Pelaksanaannya fleksibel, baik dilakukan berturut-turut maupun terpisah, dan menjadi pelengkap amalan Ramadan. Dengan niat yang ikhlas dan semangat melanjutkan amal baik setelah Ramadan, puasa ini bisa menjadi pintu meraih keutamaan yang besar di sisi Allah.


(ACF)
TAGs: Puasa Syawal