Umm al-Jimal: Jejak Peradaban di Tengah Gurun Yordania

N Zaid - Travel 21/01/2025
Foto: UNESCO
Foto: UNESCO

Oase.id - Di tengah hamparan padang pasir Yordania yang tandus dan sunyi, berdiri situs arkeologi Umm al-Jimal, sebuah kompleks reruntuhan kuno yang menawarkan perjalanan menakjubkan melintasi waktu. Terletak di wilayah utara Yordania, dekat perbatasan Suriah, Umm al-Jimal merupakan bukti hidup keberadaan peradaban kuno yang pernah berkembang di kawasan ini. Dengan keindahan arsitektur basalt hitamnya yang unik, situs ini dikenal sebagai salah satu destinasi paling memikat bagi para penggemar sejarah, arkeologi, dan budaya Timur Tengah.

Umm al-Jimal, yang berarti "Ibu Para Unta" dalam bahasa Arab, pertama kali dihuni pada masa Nabatea sekitar abad pertama Masehi. Kota ini kemudian berkembang pesat selama periode Romawi dan Bizantium, menjadi pusat perdagangan dan militer yang penting di rute karavan yang menghubungkan gurun Syam dengan Laut Tengah. Selama masa Kekhalifahan Umayyah, kota ini tetap memainkan peran strategis sebelum akhirnya ditinggalkan pada abad ke-9 Masehi.

Berbeda dengan kota-kota kuno lainnya di Yordania seperti Petra atau Jerash, Umm al-Jimal terkenal karena penggunaan batu basalt hitam yang tahan lama dalam konstruksinya. Material ini memberi karakter khas pada reruntuhan dan menonjolkan keindahan arsitektur sederhana namun fungsional yang mencerminkan adaptasi terhadap lingkungan gurun.

Daya Tarik Utama Umm al-Jimal

Reruntuhan Umm al-Jimal terdiri dari lebih dari 150 bangunan yang sebagian besar masih berdiri hingga kini. Bangunan-bangunan ini termasuk rumah tinggal, gereja, benteng, dan menara air. Salah satu daya tarik utama adalah keberadaan menara pertahanan yang mencerminkan keahlian teknik dan desain pada masa itu.

Rumah-rumah di Umm al-Jimal dirancang dengan konsep "multi-storey" (bertingkat) untuk mengakomodasi kebutuhan keluarga besar. Bangunan ini dilengkapi dengan ruang penyimpanan bawah tanah untuk menjaga bahan makanan tetap segar di tengah panasnya gurun.

Keberadaan sistem pengelolaan air di Umm al-Jimal merupakan bukti keahlian masyarakat kuno dalam mengatasi tantangan lingkungan. Mereka membangun kanal, tangki air, dan waduk untuk menangkap dan menyimpan air hujan. Sistem ini memastikan ketersediaan air bagi penduduk dan hewan ternak, menjadikan Umm al-Jimal sebagai oasis di tengah gurun.

Selain nilai sejarahnya, Umm al-Jimal menawarkan panorama gurun yang menakjubkan. Keheningan dan keindahan lanskap sekitarnya memberikan suasana yang damai dan meditatif, menarik bagi para wisatawan yang mencari pelarian dari hiruk-pikuk kehidupan modern.

Dalam beberapa dekade terakhir, pemerintah Yordania bersama komunitas lokal dan organisasi internasional telah bekerja keras untuk melestarikan Umm al-Jimal. Proyek restorasi dan penelitian terus dilakukan untuk melindungi situs ini dari kerusakan akibat waktu dan cuaca ekstrem. Selain itu, berbagai inisiatif pariwisata berbasis komunitas diluncurkan untuk memberdayakan penduduk setempat dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya warisan budaya.

Wisatawan yang mengunjungi Umm al-Jimal dapat menikmati tur berpemandu untuk memahami sejarah dan fungsi bangunan di situs ini. Selain itu, kegiatan budaya seperti lokakarya seni, pertunjukan musik tradisional, dan pengalaman kuliner khas Yordania juga ditawarkan untuk memperkaya pengalaman pengunjung.

Umm al-Jimal adalah salah satu permata tersembunyi di Yordania yang menawarkan kombinasi sempurna antara sejarah, arsitektur, dan keindahan alam. Mengunjungi situs ini bukan hanya sebuah perjalanan wisata, tetapi juga kesempatan untuk menghargai daya tahan dan kreativitas manusia dalam menghadapi tantangan alam. Bagi siapa pun yang tertarik pada peradaban kuno atau sekadar mencari keajaiban baru untuk dijelajahi, Umm al-Jimal adalah destinasi yang tak boleh dilewatkan.

Umm al-Jimal telah dimasukkan ke dalam Daftar Warisan Dunia UNESCO pada Juli 2024, menjadikannya situs ketujuh di Yordania yang mendapatkan pengakuan ini. 

Pengakuan ini menyoroti signifikansi budaya dan sejarah Umm al-Jimal, serta upaya pelestarian yang telah dilakukan selama beberapa dekade.


(ACF)
TAGs: Travel