Kisah Nabi Muhammad SAW Menegur Sa'ad bin Abi Waqqash Ketika Merendahkan Orang Lain

N Zaid - Sahabat Nabi Muhammad 15/12/2024
ilustrasi. Foto: Pixabay
ilustrasi. Foto: Pixabay

Oase.id - Sa’ad bin Abi Waqqash adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad ﷺ yang memiliki kedudukan mulia dalam Islam. Beliau termasuk di antara as-sabiqun al-awwalun, yakni orang-orang yang pertama kali masuk Islam, serta menjadi salah satu dari sepuluh sahabat yang dijamin masuk surga. Di medan perang, Sa’ad dikenal sebagai pemanah ulung yang gagah berani. Namun, di balik semua keutamaannya, Sa’ad tetaplah manusia yang tidak luput dari kesalahan, sebagaimana yang terjadi dalam peristiwa teguran Nabi ﷺ terhadapnya.

Peristiwa ini terjadi dalam salah satu peperangan, di mana kaum Muslimin sedang menghadapi musuh yang kuat. Dalam kondisi seperti itu, tentu kehadiran para pejuang yang tangguh menjadi sangat penting. Namun, di tengah-tengah pasukan Muslim, terdapat orang-orang yang secara fisik lemah atau dianggap kurang berkontribusi dalam peperangan.

Sa’ad bin Abi Waqqash, yang dikenal sebagai pejuang tangguh, suatu ketika mengucapkan kata-kata yang merendahkan salah seorang Muslim yang dianggap lemah dan tidak memiliki kemampuan bertempur. Perkataan ini sampai kepada Nabi Muhammad ﷺ. Rasulullah ﷺ, yang dikenal dengan kelembutan dan keadilannya, segera menegur Sa’ad atas sikapnya.

Teguran Rasulullah ﷺ
Rasulullah ﷺ kemudian mengingatkan Sa’ad bahwa dalam Islam, kekuatan fisik bukanlah satu-satunya ukuran nilai seorang manusia. 

"Saad bin Abi Waqqash pernah menghina, merendahkan sahabat yang lain yang tidak sehebat beliau ketika berjuang di medan jihad. Ditegur oleh Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam: 'Kalau pun ketika perang kamu hebat, kamu bisa pintar main senjata, pintar ngatur strategi, pintar memanah, ketika ada pasukan yang lain yang mungkin lemah jangan kau hinakan dia. Jangan kau rendahkan dia kata Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam."

"Bukankah engkau itu diberi pertolongan oleh Allah karena keberadaan orang-orang lemah seperti ini doanya orang lemah ini bisa jadi lebih hebat dibandingkan kehebatan kamu," kisah Ustadz Ammi Nur Baits dalam sebuah majelis kajian seperti diunggah di channel YouTube, Al Judzami.  

Ia menceritakan peristiwa teguran Nabi ﷺ saat mendapati Saad bin Abi Waqqash merendahkan sahabat yang lain.

Teguran ini menjadi pelajaran berharga bagi Sa’ad dan seluruh kaum Muslimin. Rasulullah ﷺ ingin menanamkan bahwa keberadaan orang-orang yang lemah, baik secara fisik maupun ekonomi, memiliki peran besar dalam keberkahan dan kemenangan umat Islam. Mereka mungkin tidak berada di barisan depan pertempuran, tetapi doa-doa tulus mereka, kesabaran, dan keimanan menjadi faktor penting yang mendatangkan pertolongan Allah.

Dalam Islam, setiap individu memiliki nilai tersendiri di mata Allah. Orang yang dianggap lemah secara fisik atau ekonomi tidak boleh diremehkan, karena keberadaan mereka bisa menjadi sebab turunnya rahmat Allah.

Sehebat apa pun kemampuan seseorang, baik dalam kekuatan fisik, kepandaian, atau kekayaan, ia tidak berhak merendahkan orang lain. Segala kelebihan adalah anugerah Allah yang seharusnya digunakan untuk kebaikan.

Orang-orang yang terlihat lemah secara lahiriah sering kali memiliki kekuatan batin yang luar biasa. Doa-doa mereka yang penuh keikhlasan bisa menjadi penentu dalam keberhasilan suatu usaha atau perjuangan.

Kisah teguran Nabi Muhammad ﷺ kepada Sa’ad bin Abi Waqqash mengajarkan kita untuk tidak memandang rendah orang lain, terutama mereka yang secara lahiriah tampak lemah. Islam adalah agama yang menjunjung tinggi keadilan dan kasih sayang terhadap sesama. Dalam setiap keberhasilan, kita diajarkan untuk selalu bersyukur kepada Allah dan menghargai peran semua orang, termasuk mereka yang sering kali tidak terlihat jasanya.

Semoga kita bisa meneladani sikap Rasulullah ﷺ yang penuh hikmah dan kasih sayang, serta terus berusaha untuk menjadi pribadi yang rendah hati di tengah kehidupan bermasyarakat. Wallahu a’lam.


(ACF)