Wajib Tahu, 4 Daerah Ini Punya Tradisi Unik Memperingati Maulid Nabi
Oase.id – Secara etimologi, istilah "maulid" berasal dari bahasa Arab yang berarti "kelahiran". Indonesia merupakan negara dengan mayoritas penduduknya beragama Islam, dan Maulid Nabi menjadi salah satu perayaan yang diperingati oleh Umat Muslim. Beberapa daerah di Indonesia memiliki tradisinya masing-masing untuk memeriahkan Hari Kelahiran Nabi Muhammad ﷺ pada tanggal 12 Rabiul Awal.
Melansir dari berbagai sumber, Oase.id akan membahas beberapa tradisi Maulid dari 4 daerah di Pulau Jawa:
1. Kirab Ampyang - Kudus
Salah satu tradisi Maulid khas Kudus, Jawa Tengah yang sampai sekarang masih dilaksanakan adalah Kirab Ampyang. Tradisi ini identik dengan penyajian berbagai makanan yang dihias dengan ampyang atau biasa disebut nasi dan kerupuk, lalu diarak keliling desa hingga menuju masjid besar di desa tersebut.
Setelah sampai di masjid, makanan yang telah diarak lalu didoakan oleh ulama setempat, dan dibagikan kepada masyarakat bertujuan agar memperoleh berkah.
2. Kirab Gunungan - Madiun
Masyarakat Madiun memiliki tradisi yaitu kirab Gunungan untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad ﷺ. Kegiatan ini dilaksanakan di Alun-alun Kota Madiun dengan membawa dua gunungan yaitu Gunungan Jaler dan Gunungan Estri yang terbuat dari macam-macam hasil bumi dan jajanan pasar.
Dua Gunungan tersebut diarak dari Masjid Kuno Taman hingga alun-alun Kota Madiun dengan berjalan kaki dan menempuh jarak sekitar tujuh kilometer, setelah sampai warga segera berjalan menuju Gunungan untuk mengambil hasil bumi yang telah diarak. Dan beberapa orang turut berpartisipasi dengan menggunakan pakaian adat Jawa.
3. Saweran - Kediri
Peringatan Maulid Nabi di Kediri dimeriahkan dengan tradisi saweran, biasanya dilaksanakan di Masjid Jami’ Jamsaren. Acara ini dimulai dengan pembacaan kitab Barzanji yang berisi puji-pujian untuk Nabi Muhammad ﷺ. Pada tengah-tengah pembacaan kitab, para jamaah membentuk lingkaran dan mulai untuk melemparkan uang koin ke udara.
Tradisi ini bertujuan untuk berbagi rezeki dan kebaikan dengan sesama Umat Muslim, terutama anak-anak. Kegiatan ini sengaja diperkenalkan kepada anak-anak agar terus bisa dilestarikan.
4. Sekaten - Solo
Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat memiliki tradisi maulid yang disebut Sekaten. Prosesi acara ini diawali dengan keluarnya dua gamelan milik keraton yaitu gamelan Kyai Guntur Madu dan gamelan Kyai Guntur Sari. Kemudian, kedua gamelan tersebut diarak menuju Masjid Agung Surakarta dengan rute Kori Kamandungan - jalan Sapit Urang Barat hingga Masjid Agung Surakarta.
Setelah itu barulah ucapara ungeling gangsa dilaksanakan, Gamelan Kyai Guntur Madu akan dimainkan terlebih dahulu kemudian baru gamelan Kyai Guntur Sari. Puncak acara ini adalah Grebeg Maulud yang merupakan arak-arak hasil bumi dan masyarakat akan berusaha untuk mengambil isian gunungan tersebut.
(ACF)