Makna di Balik Ucapan Umar Bin Khatthab Kepada Batu Hajar Aswad

N Zaid - Sahabat Nabi Muhammad 08/09/2024
Foto: Ist.
Foto: Ist.

Oase.id - Kisah tentang Umar bin Khattab berbicara kepada Hajar Aswad merupakan salah satu peristiwa yang terkenal dalam sejarah Islam. Kisah ini menunjukkan kebijaksanaan dan pemahaman mendalam Umar bin Khattab tentang tauhid (keesaan Allah) dan ibadah dalam Islam.

Kisah Umar bin Khattab dan Hajar Aswad
Pada suatu ketika, Khalifah Umar bin Khattab melakukan tawaf mengelilingi Ka'bah. Seperti biasa, umat Muslim yang melakukan tawaf dianjurkan untuk mencium atau menyentuh Hajar Aswad, sebuah batu hitam yang terletak di sudut tenggara Ka'bah, jika memungkinkan.

Saat tiba di hadapan Hajar Aswad, Umar bin Khattab memandang batu tersebut dan berbicara kepadanya dengan kata-kata yang sangat terkenal:

"Aku tahu bahwa engkau hanyalah sebuah batu, tidak bisa memberi manfaat ataupun mudarat. Kalau bukan karena aku melihat Rasulullah shallallahu alahi wa sallam menciummu, aku tidak akan menciummu."

Ini adalah salah satu pernyataan yang menunjukkan pemahaman mendalam Umar tentang tauhid. Dia ingin menegaskan bahwa Hajar Aswad, meskipun dihormati dalam ritual tawaf, tetap hanyalah batu yang tidak memiliki kekuatan apapun untuk memberi manfaat atau mendatangkan mudarat. Hanya Allah subhanahu wa ta'ala yang berhak disembah, dan segala bentuk penyembahan atau ketergantungan pada benda selain Allah adalah bentuk kemusyrikan.

Makna di Balik Kisah Ini
Pernyataan Umar bin Khattab menunjukkan beberapa poin penting yakni menegakkan Tauhid.

Umar bin Khattab menekankan bahwa Hajar Aswad tidak memiliki kekuatan ilahi. Penghormatan terhadap Hajar Aswad adalah bagian dari ibadah yang mengikuti apa yang telah dilakukan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Namun, itu tidak berarti bahwa umat Muslim menyembah batu tersebut. Hajar Aswad dihormati karena Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam menghormatinya, bukan karena benda itu memiliki kekuatan sendiri.

Umar mengingatkan pentingnya mengikuti contoh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dalam melaksanakan ibadah. Meskipun Umar memahami bahwa Hajar Aswad hanyalah sebuah batu, dia tetap menciumnya karena itulah yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Ini menunjukkan bagaimana para sahabat sangat memegang teguh sunnah Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam dalam setiap aspek kehidupan mereka.

Pernyataan ini juga menekankan pentingnya niat dalam ibadah. Mencium Hajar Aswad adalah bagian dari ritual ibadah haji dan umrah, tetapi niatnya bukan karena percaya bahwa batu tersebut memiliki kekuatan. Niatnya adalah semata-mata karena ketaatan kepada Allah dan mengikuti tuntunan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.

Kisah Umar bin Khattab berbicara kepada Hajar Aswad adalah contoh yang mengajarkan kepada umat Muslim untuk selalu menjaga kemurnian tauhid dalam beribadah. Hajar Aswad dihormati bukan karena kekuatan mistisnya, tetapi karena ia merupakan bagian dari ritual ibadah yang diajarkan oleh Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Hal ini menunjukkan bahwa setiap aspek ibadah dalam Islam harus berdasarkan ketaatan kepada Allah dan bukan kepada benda atau makhluk lainnya. (berbagai sumber)


(ACF)