Satu dari Tiga Muslim Inggris Mempertimbangkan Meninggalkan Inggris di Tengah Meningkatnya Islamofobia

N Zaid - Diskriminasi Islam 20/11/2024
ilustrasi. Foto: Pixabay
ilustrasi. Foto: Pixabay

Oase.id - Satu dari tiga Muslim Inggris mempertimbangkan untuk meninggalkan Inggris sebagai akibat dari meningkatnya Islamofobia dan kebencian anti-Muslim setelah kerusuhan musim panas, menurut sebuah survei baru-baru ini.

Survei oleh Tell Mama, sebuah badan amal berbasis di Inggris yang memantau kebencian anti-Muslim, mengungkapkan bahwa sebagian besar Muslim Inggris merasa Islamofobia dan kebencian anti-Muslim telah meningkat tajam setelah kerusuhan musim panas yang dipicu oleh serangan Southport.

Kerusuhan, yang terjadi setelah penusukan fatal terhadap tiga gadis muda di Southport, menyebabkan masjid dan akomodasi pencari suaka menjadi sasaran.

Survei, yang dilakukan delapan minggu setelah kekerasan, mengumpulkan tanggapan dari 750 Muslim di seluruh Inggris.

Menurut temuan tersebut, 71% responden melaporkan peningkatan kebencian anti-Muslim sejak kerusuhan. Selain itu, satu dari tiga mengatakan mereka telah mempertimbangkan untuk meninggalkan Inggris karena permusuhan.

Sementara 55% responden menyatakan mereka merasa aman atau sangat aman di Inggris, sekitar 62% menyatakan kekhawatiran bahwa risiko bahaya bagi komunitas Muslim telah meningkat secara signifikan atau agak.

Meskipun ada ketegangan, 50% mengatakan mereka menjadi lebih terbuka tentang identitas Muslim mereka, sering kali melalui diskusi dengan teman dan kolega.

Iman Atta, direktur Tell Mama, menyoroti perlunya tindakan pemerintah, dengan mengatakan: “Banyak Muslim Inggris sangat takut saat ini. Mereka membutuhkan pemerintah kita untuk menunjukkan bahwa mereka mendengar ketakutan mereka dan berupaya menjaga mereka tetap aman. Jajak pendapat ini adalah bukti dampak mengerikan dari kebencian anti-Muslim dan Islamofobia."

Ia mendesak pihak berwenang untuk fokus pada kohesi sosial di daerah yang paling terdampak, seraya menambahkan, “Temuan ini seharusnya menjadi peringatan bagi pemerintah.” (iqna)


(ACF)