Kisah Singkat Perang Khandaq: Kecerdikan Salman al-Farisi
Oase.id - Berdasarkan catatan para Ulama’, Perang Khandaq (parit) terjadi pada bulan Syawal tahun 5 Hijriyah. Ada juga yang berpendapat bahwa Perang Khandaq terjadi pada tahun ke-4 Hijriyah.
Pemicu Perang Khandaq itu sendiri adalah dendam yang dimiliki oleh orang-orang Yahudi terhadap Rasulullah ﷺ dalam Perang Bani Nadhir.
Bani Nadhir dan Bani Wa'il pada saat itu merupakan tokoh utama dalam membangun sekutu dengan kaum kafir Quraisy. Tokoh Bani Nadhir dan Bani Wa’il yang dimaksud adalah Sallam bin abil Huqaiq, Hayyi bin Akhtab, Kinanah bin abil Huqaiq, Hauzah bin Qais al-Wa’iliy dan Abu Ammar al-Wa’iliy.
Para pejabat Bani Nadhir dan Bani Wa'il mencoba membujuk orang-orang kafir Quraisy untuk bergabung dengan mereka. Mereka berjanji untuk terus bersama dengan orang-orang kafir Quraisy dan mengatakan bahwa agama orang-orang kafir Quraisy lebih baik dari Islam.
Tidak hanya kaum Quraisy, Bani Nadhir dan Bani Wa'il juga membujuk Bani Gathafan untuk bergabung dengan mereka. Bani Nadhir dan Bani Wa'il menjanjikan panen kurma Khaibar kepada Bani Gathafan selama setahun penuh. Akibatnya, pasukan besar kafir terbentuk.
Ide Cemerlang Salman Al Farisi untuk Muslim
Menurut Dr Akram Dhiya Al-Umuri dalam Sahih Sirah Nabawiyah, jumlah pasukan kafir Quraisy mencapai 10.000 orang. Sedangkan jumlah pasukan muslim hanya 3000 orang.
Ini sangat jauh dari jumlah orang kafir yang merupakan koalisi antara kaum Quraisy, Bani Nadhir, Bani Wa'il, dan Bani Gathafan. Jumlah pasukan ini seperti Pertempuran Badar dan Anda harus tahu pentingnya Pertempuran Badar.
Setelah mendapatkan kabar tersebut, Rasulullah ﷺ segera mengadakan pertemuan dengan seluruh umat Islam saat itu. Rasulullah ﷺ yang tidak ingin membahayakan kaum muslimin di Madinah belum menemukan solusi yang tepat untuk memerangi pasukan kafir yang sangat besar.
Dalam pertemuan tersebut, Salman Al-Farisi, sahabat Nabi yang berasal dari Persia, memberikan ide yang sangat cemerlang. Salman Al-Farisi menyarankan agar umat Islam menggali parit di sebelah utara Madinah yang merupakan satu-satunya jaring terbuka yang bisa dilewati musuh jika ingin memasuki kota Madinah.
Rasulullah dan para sahabat langsung menyetujui ide brilian Salman Al-Farisi. Pembangunan parit segera dimulai oleh seluruh umat Islam. Pembangunan parit yang memiliki panjang 5.544 meter, lebar 4,62 meter, dan dalam 3.234 meter membutuhkan waktu 6-24 hari.
Serangan Kafir terhadap Muslim
Para penunggang kuda kafir mulai menyerang kaum Muslimin yang berada di Medina. Namun, orang-orang kafir harus berjuang untuk menembus parit yang telah dibangun oleh umat Islam.
Pada saat mereka berusaha menerobos parit, Ali bin Abi Thalib menyergap pasukan berkuda. Amr bin Abdul Wud yang merupakan pemimpin pasukan tewas.
Setelah Amr bin Abdul Wud terbunuh, penunggang kuda lain dari Bani Makhzum juga mencoba menembus parit. Namun, mereka terperosok dan dibunuh oleh sepupu Nabi, Ali bin Abi Thalib. Ali bin Abi Thalib memang pahlawan saat itu.
Setelah 15 hari pengepungan dan penyerangan, perpecahan mulai muncul di antara orang-orang kafir. Yahudi dari Banu Nadhir dan Bani Quraizhah menolak berperang pada hari Sabat karena mereka harus beribadah.
Namun, orang-orang kafir Quraisy mendesak mereka untuk terus berperang. Koalisi yang semula berjumlah besar mulai bubar.
Selain itu, kamp-kamp yang dibangun oleh orang-orang kafir diterjang angin yang sangat kencang. Bahkan, mereka juga tidak bisa menyalakan api unggun untuk menghangatkan diri. Tenda mereka juga runtuh karena angin yang sangat kencang.
Akibat perpecahan dan bencana alam yang mereka alami, Abu Sufyan selaku pemimpin kaum kafir Quraisy mengajak seluruh pasukannya untuk mundur dan kembali ke Mekah.
Sementara itu, Bani Gathafan yang melihat orang-orang kafir Quraisy menyerah ikut pulang ke negerinya sendiri.
Pasukan musuh yang tersebar digunakan oleh umat Islam untuk mengambil perbekalan yang ditinggalkan oleh orang-orang kafir Quraisy. Semua ketentuan ini juga menjadi rampasan perang bagi umat Islam. Akhirnya, pasukan besar orang-orang kafir dapat dipukul mundur dan gagal menyerang kaum Muslim.
Kebijaksanaan Pertempuran Parit
Banyak pelajaran yang bisa diambil dari sejarah Battle of The Trench yang legendaris. Apa pun? Pelajaran yang bisa diambil adalah:
1. Dalam menyelesaikan masalah yang berorientasi pada kepentingan bersama, umat Islam dituntut untuk saling bermusyawarah. Musyawarah ini dilakukan agar dapat terbentuk keputusan yang terbaik bagi setiap orang.
2. Umat Islam harus memiliki banyak ilmu dalam berbagai hal. Hikmah ini bisa diambil dari ilmu perang Salm Al-Farisi. Rasulullah dan para sahabatnya yang memiliki kemampuan berpikir tinggi mampu memahami bahwa strategi adalah strategi terbaik yang dapat digunakan. Tapi, kita harus memiliki akhlak pencari ilmu dalam Islam. Jadi, kita bisa melakukan ibadah dengan ilmu.
3. Umat Islam harus bersatu dalam menghadapi masalah ummat. Persatuan antar umat Islam bisa menjadi senjata paling ampuh untuk menghadapi masalah. (azislam)
(ACF)