Cendekiawan Assim Alhakeem Sebut Pemberontakan terhadap Pemimpin Tiran Tidak Islami
Oase.id - Ulama Islam terkemuka Assim Alhakeem telah memicu perdebatan sengit di media sosial dengan komentarnya tentang protes dan pemberontakan terhadap penguasa Muslim yang menindas.
Pernyataan ulama yang tinggal di Arab Saudi itu muncul sebagai tanggapan atas pertanyaan di Twitter tentang kerusuhan dan dugaan penindasan baru-baru ini di Pakistan.
Sebelumnya, ia juga menyatakan bahwa mengambil kewarganegaraan dari negara-negara non-Muslim adalah Haram.
Alhakeem menyatakan bahwa berpartisipasi dalam protes atau memberontak terhadap pemimpin yang tiran tidak diperbolehkan dalam Islam.
Ia mencuit, “Tidak diperbolehkan memberontak terhadap pemimpin yang tiran atau melakukan protes/demonstrasi! Orang-orang tidak tertarik dengan apa yang dikatakan Al-Quran atau Sunnah; mereka mengikuti keinginan mereka, bahkan jika itu menghancurkan negara!”
Pernyataan Alhakeem merupakan tanggapan atas kekhawatiran seorang pengguna Twitter tentang dugaan pembunuhan warga Pakistan dan penangkapan ribuan orang selama protes baru-baru ini. Pengguna tersebut mempertanyakan perspektif Islam dalam menentang penindasan tersebut.
Komentar ulama tersebut telah menerima reaksi keras dan dukungan di dunia maya. Kritikus berpendapat bahwa penafsirannya melemahkan pentingnya menentang ketidakadilan, dengan mengutip contoh-contoh dari sejarah Islam di mana berbicara kebenaran kepada penguasa didorong.
Sementara beberapa pengguna telah mengutip beberapa hadis yang menganjurkan untuk menentang penindas sebagaimana disebutkan dalam buku Sahih Muslim 1 dan Hadis 79. Menuduh Syekh menentang Sunnah.
Salah seorang komentator juga menyinggung khotbah perpisahan yang disampaikan oleh Nabi Muhammad (saw), di mana ia menyebutkan “Jangan ditindas” yang berarti kita harus menentang pemimpin yang lalim.
Di sisi lain, para pendukung sepakat bahwa protes sering kali menyebabkan kekacauan dan ketidakstabilan, yang bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam dalam menjaga ketertiban dan perdamaian dalam masyarakat. (tii)
(ACF)