Apa Itu istilah Syamata dalam Islam?
Oase.id - Syamata (شَمَاتَة) adalah istilah dalam bahasa Arab yang berarti merasakan senang atas musibah atau kesulitan yang menimpa orang lain. Dalam Islam, syamata dianggap sebagai perilaku yang tercela karena tidak mencerminkan akhlak mulia yang diajarkan oleh agama.
Hukum Syamata dalam Islam
Syamata dilarang karena bertentangan dengan prinsip kasih sayang dan empati dalam Islam. Allah berfirman:
"Janganlah kamu saling mencela, dan janganlah kamu memanggil dengan gelaran-gelaran yang buruk."
(QS. Al-Hujurat: 11)
Hadis Rasulullah ﷺ juga melarang sikap syamata:
"Janganlah kamu menunjukkan kegembiraan atas musibah saudaramu, karena Allah bisa saja mengasihani dia dan menimpakan musibah itu kepadamu."
(HR. Tirmidzi)
Islam mengajarkan bahwa Allah bisa membalikkan keadaan. Jika seseorang bersikap syamata, ia bisa saja mendapatkan ujian yang serupa sebagai pengingat atas kekeliruannya.
Sebagai Muslim, kita diperintahkan untuk membantu saudara kita dalam kesulitan, bukan malah merasa senang atas penderitaan mereka.
Kisah yang Terkait dengan Syamata
Kisah Abu Jahal yang Mengolok Rasulullah ﷺ
Abu Jahal adalah salah satu musuh utama Rasulullah ﷺ yang sering mengolok dan menghina beliau. Suatu ketika, Abu Jahal dengan penuh kebanggaan menunjukkan kegembiraan saat umat Islam mengalami kesulitan. Namun, Allah menimpakan balasan kepadanya dengan kematian yang hina di Perang Badar. Tubuhnya tewas di tangan kaum Muslimin, dan kebanggaannya berubah menjadi kehinaan abadi.
Hikmah dari kisah ini:
Jangan meremehkan atau menghina orang lain karena keadaan bisa berubah sewaktu-waktu atas kehendak Allah. Musibah yang menimpa orang lain seharusnya menjadi pelajaran dan pengingat bagi kita, bukan menjadi alasan untuk bersukacita.
Umar bin Khattab r.a. pernah mendengar seseorang mencela orang lain yang jatuh dalam dosa. Umar kemudian menegur orang itu dengan berkata: "Apakah kamu merasa aman dari dosa? Jika Allah menimpakan hal yang sama kepadamu, apa yang akan kamu lakukan? Sebaiknya, doakan dia agar Allah memberinya ampunan."
Yang perlu diingat adalah keadaan manusia mudah berubah. Syamata adalah pengingat bahwa segala sesuatu terjadi atas kehendak Allah, sehingga kita harus selalu introspeksi diri.
Dengan menghindari syamata, hubungan antarumat Muslim akan lebih harmonis, saling mendukung, dan penuh kasih sayang.
Islam mengajarkan agar kita senantiasa menjadi pribadi yang lembut, penuh kasih, dan tidak bersikap angkuh terhadap orang lain. Semoga kita terhindar dari sikap syamata dan senantiasa menjadi hamba yang diridhai Allah. Aamiin.
(ACF)