3 Bahaya Fitnah, Salah Satunya Ancaman Neraka Jahanam
Oase.id - Fitnah merupakan hal yang dilaknat oleh Allah Swt. Sebab makna fitnah menurut M. Quraish Shihab adalah perilaku pengusiran, penganiayaan, dan kekacauan. Sayyid Qutb memaknai fitnah sebagai ancaman dan permusuhan. Sedangkan Imam Ath-Thabari mengemukakan bahwa fitnah adalah perbuatan syirik.
Meskipun para ulama berbeda dalam memaknai fitnah, akan tapi secara umum fitnah memang dapat menimbulkan banyak masalah. Baik untuk mereka yang terkena fitnah dan mereka yang memfitnah.
Rugi bagi mereka yang memiliki sifat suka memfitnah. Sebab, begitu banyak siksa atau balasan yang akan diberikan oleh Allah Swt.
Sebagaimana yang disebutkan dalam beberapa dalil Al-Quran, berikut 3 bahaya fitnah:
1. Fitnah Lebih Kejam dari Pembunuhan
Jika bercerita tentang fitnah, kalimat ini selalu menjadi sasaran empuk. Ungkapan ini terdapat dalam Al-Quran surah Al-Baqarah ayat 191:
وَاقْتُلُوهُمْ حَيْثُ ثَقِفْتُمُوهُمْ وَأَخْرِجُوهُم مِّنْ حَيْثُ أَخْرَجُوكُمْ وَالْفِتْنَةُ أَشَدُّ مِنَ الْقَتْلِ وَلاَ تُقَاتِلُوهُمْ عِندَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ حَتَّى يُقَاتِلُوكُمْ فِيهِ فَإِن قَاتَلُوكُمْ فَاقْتُلُوهُمْ كَذَلِكَ جَزَاء الْكَافِرِينَ
Artinya: Dan bunuhlah mereka di mana pun kamu temui mereka, kemudian usirlah mereka dari mana mereka telah mengusir kamu; dan fitnah itu lebih kejam dari pada pembunuhan. Dan janganlah kamu perangi mereka di Masjidil Haram terkecuali jika mereka perangi kamu di tempat tersebut. Jika mereka perangi kamu maka perangilah mereka. Demikianlah balasan untuk orang kafir.
Ayat ini menjelaskan bahwa fitnah merupakan perbuatan yang menimbulkan dampak buruk. Saking buruknya, dosanya pun lebih besar dari membunuh. Seperti yang terdapat dalam Surah Al-Baqarah ayat 217, yang berbunyi:
يَسْأَلُونَكَ عَنِ الشَّهْرِ الْحَرَامِ قِتَالٍ فِيهِ قُلْ قِتَالٌ فِيهِ كَبِيرٌ وَصَدٌّ عَن سَبِيلِ اللّهِ وَكُفْرٌ بِهِ وَالْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَإِخْرَاجُ أَهْلِهِ مِنْهُ أَكْبَرُ عِندَ اللّهِ وَالْفِتْنَةُ أَكْبَرُ مِنَ الْقَتْلِ وَلاَ يَزَالُونَ يُقَاتِلُونَكُمْ حَتَّىَ يَرُدُّوكُمْ عَن دِينِكُمْ إِنِ اسْتَطَاعُواْ وَمَن يَرْتَدِدْ مِنكُمْ عَن دِينِهِ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُوْلَـئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَأُوْلَـئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
Artinya: Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) mengenai berperang di bulan haram. Katakanlah “Melakukan perang pada bulan haram merupakan (dosa) besar. Tetapi menghalangi orang di jalan Allah dan ingkar kepada-Nya (menghalangi orang yang masuk) Masjidil Haram dan juga mengusir penduduk yang ada di sekitarnya lebih besar (dosanya) menurut pandangan Allah. Sedangkan fitnah lebih kejam dari pembunuhan. Mereka tidak akan pernah berhenti perangi kamu sampai murtad, jika sanggup. Barangsiapa orang yang murtad dari agamanya, kemudian dia mati dalam keadaan kekafiran maka akan sia-sia amalnya di dunia maupun di akhirat dan mereka merupakan penghuni neraka dan akan kekal di dalamnya.
Ayat tersebut menjelaskan beberapa perbuatan di sana yang dilarang oleh Allah, tetapi dosa fitnah tetap lebih besar dan kejam. Dan orang ini akan menjadi penghuni neraka dan kekal di dalamnya.
2. Ancaman jahanam bagi orang yang melakukan fitnah
Sebagaimana yang disinggung dalam paragraf di atas, bahwa orang yang melakukan fitnah akan menjadi penghuni neraka. Ini juga telah dijelaskan dalam Surah At-Taubah ayat 49:
وَمِنْهُم مَّن يَقُولُ ائْذَن لِّي وَلاَ تَفْتِنِّي أَلاَ فِي الْفِتْنَةِ سَقَطُواْ وَإِنَّ جَهَنَّمَ لَمُحِيطَةٌ بِالْكَافِرِينَ
Artinya: “Di antara mereka ada orang berkata “berilah saya izin (tidak berperang) dan janganlah menjadikan saya terjerumus ke dalam fitnah.” Ketahuilah bahwa orang yang terjerumus ke dalam fitnah dan sesungguhnya Jahanam itu benar meliputi orang kafir.
Bagi mereka yang terjerumus dalam fitnah, maka mereka termasuk golongan orang kafir. Dan orang kafir tempat tinggalnya kelak di neraka Jahanam.
Bukan hanya itu, orang yang suka memfitnah adalah orang yang sangat merugi. Jika diibaratkan dengan orang berbisnis, mereka adalah pebisnis yang bangkrut. Karena tidak ada sedikit pun kebaikan yang didapat.
Semua kebaikan yang mereka punya akan diberikan kepada mereka yang pernah dizalimi. Sedangkan kejahatan orang yang difitnah akan diberikan kepada yang memfitnah.
Sebagaimana kisah Rasulullah ﷺ bertanya kepada sahabat:
“Siapakah orang yang bangkrut?” lalu mereka berkata “Orang yang tidak memiliki kekayaan”. Kemudian Rasulullah ﷺ berkata “Bukan itu, orang yang bangkrut adalah orang yang tidak mempunyai amal ibadah.” Lalu sahabat bertanya kembali “Bahkan ketika orang tersebut mengerjakan salat dan puasa?”
Lalu Rasulullah ﷺ menjawab: “Bahkan ketika dia salat dan puasa karena perbuatan baiknya akan diberikan kepada orang yang terzalimi, dia ghibah dan juga fitnah bahkan perbuatan buruk orang yang difitnah dan ditindas akan diberikan kepada orang yang memfitnahnya.” Selain itu Rasulullah ﷺ bersabda, “Tidak masuk surga orang yang suka menyebarkan fitnah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
3. Tidak mendapat syafaat Nabi ﷺ
Terakhir tidak mendapat syafaat dari Nabi Muhammad ﷺ. Rasulullah ﷺ diberi izin oleh Allah untuk memberikan syafaat untuk umatnya di hari kiamat. Meskipun sebenarnya syafaat itu hanya milik Allah, kemudian Allah memberikan kepada sebagian hambanya seperti yang disebutkan dalam Al-Quran Surah Az-Zumar ayat 44:
قُلْ لِلَّهِ الشَّفَاعَةُ جَمِيعًا ۖ لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۖ ثُمَّ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
Artinya: Katakanlah: "Hanya kepunyaan Allah syafaat itu semuanya. Kepunyaan-Nya kerajaan langit dan bumi. Kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan."
Dengan melihat penjelasan di atas, tentu saja Allah sangat membenci fitnah. Dan inilah 3 dari sekian banyak bahaya fitnah yang akan didapat bagi pelaku fitnah.
(ACF)