Kisah Perang Badar dan Latar Belakang Terjadinya
Oase.id – Perang Badar merupakan peristiwa peperangan yang terjadi pada tanggal 17 Ramadan, tahun ke-2 Hijriyah (624 Masehi), tepatnya ketika kaum Muslimin dengan jumlah yang minim, berhasil membuat keajaiban dengan mengalahkan kaum Quraisy.
Perang Badar terjadi karena kaum kafir Quraisy ingin membunuh Nabi Muhammad ﷺ yang berhasil meloloskan diri ke Madinah. Mereka menghukum orang yang melindunginya.
Pasukan kaum Muslimin yang ikut dalam pertempuran tersebut hanya berjumlah 313 orang. Sementara pasukan Quraisy berjumlah 1000 orang.
Kisah Perang Badar ditemukan dalam Al-Qur’an surah Ali Imran ayat 123-126 yang berbunyi:
Artinya: “Sungguh, Allah benar-benar telah menolong kamu dalam Perang Badar, padahal kamu (pada saat itu) adalah orang-orang lemah. Oleh karena itu, bertakwalah kepada Allah agar kamu bersyukur. (Ingatlah) ketika engkau (Nabi Muhammad ﷺ) mengatakan kepada orang-orang mukmin, “Apakah tidak cukup bagimu bahwa Tuhanmu membantumu dengan tiga ribu malaikat yang diturunkan (dari langit)?. Ya (cukup). Jika kamu bersabar dan bertakwa, lalu mereka datang menyerang kamu dengan tiba-tiba, niscaya Allah menolongmu dengan lima ribu malaikat yang memakai tanda. Allah tidak menjadikannya (pertolongan itu) kecuali hanya sebagai kabar gembira bagi (kemenangan-mu) dan agar hatimu tenang karenanya. Tidak ada kemenangan selain dari Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Ali Imran: 123-126)
Ayat di atas menjelaskan bahwa pertempuran Perang Badar ini dimenangkan oleh pasukan kaum Muslimin yang jumlah pasukannya sedikit. Mereka berhasil memporak-porandakan musuh hingga banyak di antara pembesar Quraisy yang jatuh menjadi korban dan banyak pula yang ditawan dan tidak sedikit harta rampasan yang diperoleh kaum Muslimin.
Upaya yang dilakukan kaum Muslimin betul-betul ikhlas, sabar dan rela berkorban. Sehingga Allah memberikan pertolongan dan perlindungan dan berhasil memenangkan pertempuran tersebut.
Kemenangan pertempuran Perang Badar tentu saja menggunakan strategi dan taktik yang jitu. Taktik tersebut diperankan oleh seorang pemuda bernama Al-Khabab bin Mundzir. Pemuda tersebut yang mengusulkan kepada Rasulullah untuk menjalankan taktik Perang Badar yang membuat pasukan kaum Muslimin memenangkan pertempurannya.
Dalam buku Great Stories of The Quran karya Syekh Jadul Maula, pasukan kaum Muslimin dipimin langsung oleh Rasulullah ﷺ. bersama dengan para sahabatnya, Abu Bakar, Umar bin Khatab, dan beberapa sahabat lain yang dipilih Rasul dari Bani Hasyim. Yakni, ‘Ubaidah bin Harits, paman beliau Hamzah dan Ali bin Abi Thalib.
Pasukan tersebut sengaja disiapkan untuk menghentikan pergerakan kafilah dagang kafir Quraisy yang dipimpin oleh Abu Sufyan. Tapi ternyata kafilah dagang tersebut memilih jalur memutar agar tidak bertemu dengan pasukan kaum Muslimin.
Akhirnya, Rasul mengarahkan pasukan kaum Muslimin menuju Bukit Badar yang terletak di dekat Kota Madinah. Namun pada akhirnya pasukan bersepakat untuk tetap berangkat menuju mata air Badar dan mengabaikan kafilah dagang Quraisy serta memilih tempat yang lebih dekat dengan sumber air. Karena posisi ini akan menguntungkan pasukan kaum Muslimin agar tidak kehausan saat berperang.
Taktik yang dilakukan Khabab pun berhasil. Pasukan kaum Muslimin mendapatkan persediaan air yang cukup saat berperang, Sementara pasukan Quraisy mengalami kekalahan karena kehausan dan kelaparan karena sumber mata air telah dikuasai oleh kaum Muslimin. Kekalahan tersebut membuat kaum Quraisy ingin berbalas dendam, dan hal ini terjadi di dalam Perang Uhud.
Pasukan kaum Quraisy dipimpin dari Bani Umayyah, yaitu Ubah bin Rabiah dan putranya Al-Walid bin Utbah serta saudara sepupunya Syai’bah bin Muawiyah. Hubungan Hindun binti Muawiyah, istri Abu Sufyan dengan Syai’bah merupakan saudara kandung.
Senada, dalam Sirah Nabawiyah karya Syekh Shafiyurrahman Al-Mubarakfuri, dalam perang tersebut menyebabkan 14 orang dari pasukan kaum Muslimin gugur dan pasukan kaum Quraisy gugur 70 orang, termasuk di dalamnya Abu Jahl. Juga, Abu Lahab lantaran jatuh sakit terkejut mendengar kekalahannya. Keduanya merupakan musuh utama nabi Muhammad ﷺ.
(ACF)