Kisah Handzalah: Pengantin Baru yang Syahid di Uhud
Oase.id - Handzalah bin Abu Amir, seorang sahabat Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, dikenal dalam sejarah Islam sebagai "Ghasil al-Malaikah" atau "yang dimandikan oleh malaikat". Gelar ini diberikan karena kisah heroiknya dalam Pertempuran Uhud, di mana ia syahid dalam keadaan masih junub setelah pernikahannya. Kisah Handzalah merupakan salah satu cerita yang menggambarkan keberanian, pengorbanan, dan keteguhan iman seorang Muslim sejati.
Handzalah adalah putra Abu Amir ar-Rahib, seorang tokoh Quraisy yang pada awalnya menentang dakwah Islam. Namun, berbeda dengan ayahnya, Handzalah memilih untuk memeluk Islam dan menjadi salah satu pengikut setia Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Sebagai seorang pemuda yang gagah berani, Handzalah selalu siap membela agama dan mengikuti setiap perintah Nabi.
Setelah Pernikahan
Pada malam sebelum Pertempuran Uhud, Handzalah melangsungkan pernikahan dengan Jamilah binti Abdullah bin Ubay. Pernikahan ini adalah momen bahagia yang sangat dinantikan oleh kedua mempelai. Namun, kebahagiaan tersebut tidak berlangsung lama karena keesokan harinya panggilan jihad berkumandang. Handzalah yang baru saja merasakan kebahagiaan pernikahan, tidak ragu untuk memenuhi panggilan tersebut.
Pertempuran Uhud
Pagi hari setelah pernikahannya, ketika berita tentang persiapan perang sampai ke telinga Handzalah, ia segera bergegas keluar tanpa sempat menyelesaikan mandi junub. Dengan semangat yang berkobar, ia langsung menuju medan perang untuk bergabung dengan pasukan Muslim yang dipimpin oleh Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam.
Dalam pertempuran yang sengit, Handzalah bertarung dengan gagah berani. Ia berhasil menebas banyak musuh sebelum akhirnya syahid di medan perang. Ketika tubuhnya ditemukan, terdapat keajaiban yang menyertainya. Tubuh Handzalah ditemukan dalam keadaan basah, seolah-olah baru saja dimandikan.
Ghasil al-Malaikah
Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam kemudian mendapatkan wahyu bahwa malaikat telah memandikan tubuh Handzalah. Hal ini disebabkan karena Handzalah syahid dalam keadaan junub, dan sebagai penghormatan atas pengorbanannya, malaikat diberikan tugas untuk memandikan jasadnya. Oleh karena itu, Handzalah mendapat gelar "Ghasil al-Malaikah".
Kisah Handzalah memberikan banyak pelajaran berharga bagi umat Islam. Pertama, ia menunjukkan pentingnya menomorsatukan panggilan Allah dan Rasul di atas segala kepentingan pribadi, bahkan pada momen paling bahagia sekalipun. Kedua, keberanian dan pengorbanan Handzalah menjadi teladan bagi para pemuda Muslim dalam mempertahankan dan membela agama. Ketiga, kisah ini mengajarkan bahwa Allah memberikan penghormatan khusus kepada mereka yang berjuang di jalan-Nya dengan ikhlas dan penuh keyakinan.
Handzalah bin Abu Amir adalah simbol keberanian, pengorbanan, dan keikhlasan dalam perjuangan membela agama Islam. Kisahnya yang heroik dalam Pertempuran Uhud memberikan inspirasi bagi seluruh umat Muslim untuk selalu siap berkorban demi agama dan menjadikan ridha Allah sebagai tujuan utama dalam setiap langkah kehidupan. Melalui kisah ini, kita diajak untuk merenungkan betapa pentingnya iman yang kokoh dan kesetiaan kepada ajaran Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam.
(ACF)